Minggu, 27 Juni 2010

Sistem Tiketing Mana Yang Terbaik???


Setidaknya penulis sudah mencatat ada tiga sistem tiketing yang pernah dilakukan manajemen Persib untuk mengelola tiket agar PT PBB untung dan bobotoh juga nyaman.

Pertama: Sistem Tiketing Biasa.
Sistem ini sudah biasa dan umum dilakukan di stadion-stadion sepakbola di negeri ini. Penonton atau pendukung membeli tiket di agen-agen resmi yang ditunjuk perusahaan atau manajemen klub (baca: organisasi supporter) dan juga tersedia di loket-loket sekitar stadion. Manajemen Persib sudah lama menggunakan sistem ini bahkan sampai pertandingan ISL 2009/2010 usai.

Kelemahan:
Manajemen Persib beberapa kali mengaku heran, mengapa stadion bisa penuh padahal penghasilan total penjualan tiket tidak sebanding dengan penonton yang ada di stadion?
Penulis ambil contoh kejadian Persib vs Arema yang diselenggarakan di Stadion Si Jalak Harupat. Waktu itu bertepatan Persib berulang tahun ke 77 tahun. Pertandingan dimulai pukul 19.00 WIB. Saya sampai stadion pukul 16.00 WIB, saya pastinya sudah memiliki tiket dan tenang untuk masuk. Namun betapa saya heran, mengapa stadion pukul 16.00 WIB sudah ditutup? saya menduga stadion belum dibuka, karena biasanya stadion dibuka dua jam sebelum petandingan. Saya dan satu teman saya menunggu hingga jam 19.00 ternyata pintu stadion tidak bisa dibuka lagi. Saya ambil kesimpulan, stadion sudah terisi penuh dan kami tidak beruntung. Loh, saya punya tiket kenapa tidak bisa masuk? Lalu siapa yang menempati jatah duduk saya dan satu teman saya? Pertanyaan itu timbul terus di hati saya sampai akan pulang dari stadion. Lalu saya pun bertemu teman-teman bobotoh yang tiga diantaranya wanita di parkiran. Saya menghitung ada sepuluh delapan, jadi sepuluh orang kami bertiket tapi tidak bisa masuk. Mungkin dulur bobotoh mempunyai pengalaman yang sama dengan saya.

Sistem ini saya nilai sangat rawan terjadinya penyelewengan orang yang bertugas di pintu stadion dengan memasukkan penonton yang tidak memilii tiket. Saya tentunya tidak bermaksud suudzon (buruk sangka) tetapi sudah banyak cerita-cerita dan bahkan PT PBB pun sudah banyak laporan dari bobotoh tentang seringnya kejadian ini. Manajemen pun mengakui ada kerugian pemasukan dari sistem tiketing ini.

Kedua: Sistem Tiketing e-Card (Elektronik Card)
Manajemen Persib pernah menggunakan sistem ini dengan alasan menekan kebocoran pemasukan. Jujur saja, penulis kurang tahu dengan sistem ini karena tidak pernah mennton Persib dengan sistem ini. Namun penulis mencatat, sistem ini juga pernah diterapkan oleh manajemen Persib. Mungkin dulur bobotoh ada yang lebih mengetahui tentang sistem tiketing e-card yang pernah dilakukan manajemen Persib ini?

Ketiga: Sistem Tiketing via sms
Penulis mungkin dulur bobotoh juga baru mendengar sistem tiketing ini beberapa hari kemarin.

Guna menekan angka kebocoran dan lebih menertibkan sistem pengelolaan tiket, manajemen Persib berencana akan melakukan penjualan tiket dengan sistem via SMS. Langkah ini diharapkan menjadi solusi, dimana dengan sistem ini diharapkan bisa menekan kebocoran tiket hingga 80%.

Namun diakui manajemen Persib jika menggunakan sistem via SMS ini akan sulit dijalankan dengan baik mengingat si pengirim pesan masih harus mengantre di loket stadion untuk menukar SMS konfirmasi dengan tiket asli.

Sementara dari kelemahan sistem ini yaitu kelancaran proses pengiriman pesan karena pemesan tiket diperkirakan mencapai puluhan ribu yang masuk lewat SMS ke operator dan harus dikonfermasi lewat SMS balasan.

Meski demikian pihak manajemen Persib berencana mencoba metode ini karena pemesanan tiket di negara-negara yang sepak bolanya sudah maju sistem pemesanan tiket dilakukan dengan sistem elektronik.

Namun penulis berfikir, tidak semua bobotoh tentunya mengunakan satu provider yang menjadi partner dalam sistem tiketing ini. Kalau iya misalnya sistem ini akan dilakukan pada musim kompetisi ISL 2010/2011, penulis memiliki saran kepada PT PBB atau manajemen Persib agar jangan dimonopoli oleh satu provider saja, minimal manajemen harus bekerjasama dengan tiga provider selular GSM dan dua provider selular CDMA yang meiliki pelanggan terbesar di negeri ini agar semua bobotoh merasa tidak dimonopoli oleh satu provider.

Sistem apapun yang manajemen terapkan pada musim depan kompetisi nanti, bobotoh pastinya terima untuk kebaikan bersama, Bobotoh juga senang jika uang yang dikeluarkan untuk membeli tiket dapat membantu keuangan tim Persib yang kita puja.

JANGAN NGAKU BOBOTOH KALAU MASIH RASIS DAN ANARKIS!
JANGAN NGAKU BOBOTOH KALAU TIDAK MEMBELI TIKET ATAU KARCIS!

Penulis: Syahrul Penguasa Selatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar