Rabu, 07 Juli 2010

Aspek Infrasruktur Tak Diwajibkan Di LSI 2010-2011


Setelah melunak soal aspek finansial, rencananya PT Liga Indonesia akan kembali melunak di aspek infrastuktur dan tak mewajibkan kepada tim-tim Liga Super Indonesia musim 2010/11 untuk melengkapi fasilitasnya.

Seperti diketahui, untuk berkiprah di LSI, semua tim wajib memenuhi syarat profesionalisme lima aspek yang telah diberlakukan secara tetap oleh Federasi Sepakbola Asia (AFC) yakni sporting, finansial, infrastruktur, personel dan administrasi, serta legalitas.

Untuk musim depan, PT LI telah menghapus aturan di aspek finansial yang tak mewajibkan semua tim LSI untuk menyetorkan uang Rp. 5 miliar yang tertuang di manual liga.

Kini, rencananya mereka juga akan memberlakukan hal yang sama dengan tidak memusingkan kelayakan infrastruktur yang dimiliki sebuah klub (stadion-red), baik dari segi kualitas dan kuantitas lapangan beserta kelengkapannya.

Tentunya, musim mendatang terlihat lebih lunak daripada gelaran yang sama edisi 2009-2010 yang lebih ketat dan wajib dipatuhi seluruh tim.

"Mungkin sebuah klub memiliki kelemahan di sektor lapangan, tapi tentu mereka mempunyai keunggulan di aspek lainnya. Hal itulah yang perlu dipertimbangkan," jelas Sekretaris PT LI, Tigor Shalom Boboy, Selasa (6/7) kemarin.

"Saya mencontohkan klub Persija Jakarta. Mereka memang "memiliki" Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sebagai kandang. Namun, mereka kadang kesulitan mendapatkan izin pertandingan dan dianggap tak memiliki legalitas yang cukup kuat karena adanya dualisme kepengurusan. Tapi, mereka memiliki aspek lain yang cukup bagus. Itu menjadi pertimbangan untuk mereka," katanya lagi.

Dengan adanya perubahan ini, PT LI akan meminimalisasi kejadian yang membuat sebuah klub gagal bermain di LSI karena tak lengkap infrastrukturnya seperti yang terjadi saat Persiter Ternate dan Persmin Minahasa dinyatakan tidak lolos verifikasi lalu digantikan PSIS Semarang dan PKT Bontang.

Disinggung kapan PT LI akan memulai verifikasi, Tigor mengatakan mulai pertengah Juli. Namun apakah akan dengan sistem jemput bola atau bagaimana, mereka belum mengetahuinya.

Tapi, beberapa waktu lalu Direktur PT LI, Joko Driyono menyatakan bahwa institusinya bakal melakukan sistem jemput bola guna mengetahui masalah yang dihadapi klub-klub. Mekanismenya, PT LI bakal datang ke setiap klub untuk melakukan hearing (mendengarkan) mengenai apa saja kendala yang dimiliki klub-klub kontestan ISL musim mendatang.

"Bisa jadi asistensinya seperti itu. Tapi, kami juga belum membentuk tim untuk melakukan hal tersebut," pungkas Tigor.

Sumber: www.persibholic.com
Rabu, 7 Juli 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar